Berdasarkan penelitian yang dilakukan, efek farmakologi utama dari herbal yang diramu dalam SmartBird ini berasal dari kandungan glikosida triterpenoida yaitu Asiaticoside yang berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat, meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan mucin (zat utama pembentuk mucus)
dan komponen-komponen dasar pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfate, meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan penghubung.
Begitu juga asiaticoside dan senyawaan sejenis merupakan antilepra (Morbus Hansen). Selain itu dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda rasa nyeri. Dikatakan juga, saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai manfaat mempengaruhi collagen (tahap pertama dalam perbaikan jaringan), misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (antikeloid), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilator perifer).
Walaupun masyarakat Indonesia telah banyak menggunakan berbagai jenis tanaman herbal untuk alternatif penyembuhan penyakit secara tradisional, tetapi masih sedikit sekali yang tahu manfaat dari tanaman-tanaman herbal tersebut.
Sebagai tanaman berkhasiat obat, herbal yang diramu dalam SmartBird telah dimanfaatkan oleh masyarakat di Asia Tenggara, India, dan China semenjak zaman prasejarah untuk berbagai macam penyakit. Sejak ribuan tahun lalu terutama oleh masyarakat India, Pakistan, Malaysia dan sebagian Eropa Timur, menggunakan herbal ini untuk meningkatkan ketahanan tubuh (panjang umur), membersihkan darah, dan memperlancar air seni.
Orang-orang Timur Jauh di Eropa bahkan menggunakannya untuk menyembuhkan lepra (penyakit menular kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae) dan tuberkulosis (TBC). Dalam sistem pengobatan ayurvedic di India, herbal ini dikenal sebagai herbal untuk awet muda dan juga tanaman ini dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi.
Sementara di Thailand, herbal dalam SmartBird digunakan sebagai tonikum dan obat diare. Di Sri Lanka, herbal ini banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam digunakan untuk mengatasi lemah badan karena usia lanjut (senility). Di Afrika, herbal ini digunakan untuk menyembuhkan sifilis.
Di Australia, herbal ini telah dibuat obat dengan nama Gotu Kola yang bermanfaat sebagai anti pikun dan juga sebagai anti stress. Di Cina, herbal ini dimanfaatkan untuk memperlancar sirkulasi darah, bahkan dianggap lebih berkhasiat dibandingkan dengan ginkgo biloba atau ginseng yang berasal dari Korea.
Berbagai penelitian ilmiah mengenai khasiat herbal ini telah banyak dilakukan. Manfaat yang berhubungan dengan fungsi saraf dan otak telah dibuktikan lewat berbagai penelitian di luar negeri. Dari uji klinis di India, herbal ini dapat meningkatkan IQ, kemampuan mental, serta menanggulangi lemah mental pada anak-anak. Sebanyak 30 orang pasien anak-anak yang menderita lemah mental menunjukkan kemajuan yang cukup berarti setelah diberi perlakuan dengan ramuan herbal ini selama 12 minggu.
Herbal ini juga bermanfaat bagi anak-anak penderita attention deficit disorder (ADD) yang merupakan salah satu tanda adanya autisme pada anak. Hal ini karena adanya efek stimulasi pada bagian otak sehingga meningkatkan kemampuan seseorang untuk lebih konsentrasi dan fokus. Di samping itu juga mempunyai efek relaksasi pada sistem saraf yang overaktif.
Penelitian penting lainnya membuktikan, herbal dalam SmartBird memberi efek positif terhadap daya rangsang saraf otak dan memperlancar transportasi darah pada pembuluh-pembuluh otak sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori seseorang. Pada orang dewasa dan tua penggunaan herbal ini sangat baik untuk membantu memperkuat daya kerja otak, meningkatkan memori, dan menanggulangi kelelahan. Karena manfaatnya itu, tanaman ini juga dikenal sebagai "makanan otak".
Selain itu penelitian lain menunjukkan berbagai penyakit seperti skleroderma, gangguan pembuluh vena, maupun gangguan pencernaan rata-rata dapat disembuhkan dengan ramuan ini hingga 80% setelah 2-18 bulan. Hasil penelitian lain juga mengatakan sebanyak enam pasien sirosis hati menunjukkan perbaikan (kecuali yang kronis) setelah dua bulan meminum ramuan herbal ini.
Mengingat manfaatnya, beberapa negara telah melakukan pembudidayaan, misalnya Hawaii. Bahkan di Oregon (USA), tanaman ini dibudidayakan di rumah kaca oleh Pacific Botanicals (pertanian herba organic). Namun, sebagian besar pasokan pasar berasal dari India yang kualitasnya kurang bagus dan biasanya berwarna kecoklatan meskipun kandungan bahan aktifnya masih cukup baik jika diproses dalam keadaan segar atau kering segar.
Salah satu pabrik jamu di Cina memerlukan lebih kurang 100 ton tanaman herbal ini setiap tahunnya. Dari sepuluh jenis jamu yang beredar di pasaran Cina, herbal ini merupakan bahan baku yang dipergunakan, dengan kadar simplisia yang dicantumkan dalam kemasannya antara 15-25%.
Secara empirik Indonesia yang disebut sebagai negara kaya rempah memang berpotensial memanfaatkan tanaman herbal ini. Beberapa penelitian ilmiah lokal sudah mulai dilakukan untuk menyingkap khasiat penting dari tanaman herbal yang diramu SmartBird.
Beragam khasiat herbal ini coba diramu untuk burung kesayangan Anda. Herbal ini sudah terbukti sangat bermanfaat bagi manusia. Kini, herbal ini dapat dirasakan manfaatnya bagi burung kesayangan Anda. Karena itulah, BurungGacor.com menghadirkan SmartBird untuk Anda semua para kicaumania.
SmartBird hanya Rp15.000 berbentuk ekstrak herbal.
Kami dapat mengirimkan ke alamat Anda.
Untuk mendapatkannya silahkan hubungi 081288851177
PRODUK BURUNGGACOR.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar